7 Seri Video Game yang Harus Kembali dengan Teknologi Modern

Perkembangan console video game yang semakin pesat memang sangat baik untuk perubahan. Namun hal ini juga membuat ragam seri game jadul yang populer di masanya tidak dapatkan kesempatan untuk kembali.

Banyak alasan yang membuat developer maupun publisher tidak melakukannya. Salah satunya adalah karena minat pasar yang berbeda dari masa lampau dan semakin mahalnya pengembangan video game dari tahun ke tahun.

Bagi gamer lawas, kembalinya judul yang mereka sukai tentu menjadi sebuah nostalgia tak tergantikan. Ini berkat teknologi visual dan mekanik gameplay yang jauh lebih oke. Membuat gamenya tidak clunky atau kaku. Gaya penulisan skrip cerita yang lebih modern juga bisa membuat kisahnya tak bisa ditebak jika harus dibandingkan seri orisinalnya.

Yah, setidaknya itulah harapan gamer lawas seperti saya jika developer dan publisher mencoba mengembalikannya entah via reboot atau remake.

Jelas, banyak dari mereka yang kembali melakukannya via remaster, reboot, dan remake. Sebut saja Capcom dengan dua remake Resident Evil-nya yang memberikan rasa baru dari franchise orisinalnya yang lebih seram dan horror berkat modernisasi.

Namun tak semua seri video game dibuat ulang oleh publisher dan developer. Menyisakan mimpi palsu yang mungkin takkan terealisasikan. Meskipun begitu, boleh dong kita berandai-andai jika franchise tersebut kembali? Berikut 7 seri video game yang harus kembali.

Daftar isi

7. Splinter Cell

Jika harus ditanya apa beda Splinter Cell dan Metal Gear karena keduanya miliki pendekatan yang sama, maka kita bisa mengatakan bahwa Splinter Cell lebih tekankan pada storytelling dan tantangan stealth-action yang unik.

Splinter Cell simplenya ceritakan kehidupan agen rahasia Sam Fisher dalam menjalankan misi-misinya. Ia akan bisa memanfaatkan lingkungan untuk menyusup dan membantai atau melewati musuh yang ada demi menyelesaikan tugasnya.

Ketidakpastian seri Splinter Cell untuk kembali kemungkinan besar karena game stealth kini sudah kurang diminati. Bahkan franchise Ubisoft lain Assassin’s Creed kini memberikan opsi bar-bar dan stealth lengkap dengan elemen RPG demi mengikuti selera pasar selama beberapa tahun terakhir.

6. Twisted Metal

Genre vehicular combat mungkin tak seramai zaman PlayStation 1 dulu, mengingat perbedaan generasi yang tak begitu menyukai game jenis ini. Namun Twisted Metal menjadi salah satu pelopor genrenya.

Seri orisinalnya kisahkan turnamen bernama Twisted Metal yang dibawakan oleh Calypso, namun diambil alih di seri keempatnya oleh badut bernama Sweet Tooth. Turnamen ini haruskan setiap kontestannya menghancurkan musuh yang menghalaunya. Pemenangnya akan dapatkan apapun yang diinginkannya.

Gamenya hanya berkutat pada pertempuran mobil dan kendaraan lain dengan kekuatan khusus seperti misil, ranjau, dan spesial unik. Arenanya juga beragam dengan setting kota hingga tempat main anak yang membuat kontestan layaknya mainan.

Twisted Metal merupakan franchise milik Sony Interactive Entertainment. Meskipun sempat membuat reboot di PS3, sayangnya mereka sepertinya tidak mau mengambil resiko untuk bangkitkannya kembali di zaman PS5 mengingat pasar masih belum menginginkannya.

5. Prototype

Prototype adalah game open-world sandbox yang kisahkan tentang manusia super hasil mutasi genetik. Ia bisa mengubah tubuhnya menjadi senjata apapun baik cakar besar, perisai, hingga tombak. Alex Mercer adalah tokoh utama seri pertamanya sementara seri kedua ia digantikan oleh James Heller yang berusaha menuntut balas atas Mercer.

Player akan bisa mengelilingi kota luas dan menghancurkan mobil, tank, hingga membantai para pasukan militer maupun warga sipil. Kisahnya biasa saja, namun aksi dan hancurkan kota maupun tank membuatnya semakin seru.

Sayangnya meskipun seri kedua mendapatkan penjualan yang tinggi, Activision tidak puas dan mematikan franchisenya.

4. Sleeping Dogs

Sleeping Dogs sebenarnya berjudul True Crime: Hong Kong bagian dari seri True Crime yang dibatalkan. Square-Enix kemudian membeli franchisenya dengan judul Sleeping Dogs.

Banyak player menyebutnya sebagai GTA yang bersetting di Hong Kong. Namun karena skalanya yang lebih kecil dan fokusnya pada cerita yang digarap dengan sempurna, ia menjadi salah satu game terbaik yang pernah dirilis.

Sayangnya belum ada kejelasan apakah Square-Enix akan mengembangkan sekuelnya. Sebelumnya mereka sempat merencanakan sekuelnya namun diganti dengan multiplayer triad simulator dan dibatalkan.

3. Vigilante 8

Sama seperti Twisted Metal, seri Vigilante 8 merupakan vehicular combat yang oke. Hal yang membuatnya berbeda adalah bahwa setiap tokoh akan terasa seperti film fiksi sains dan direpresentasikan dengan berbeda.

Senjata dan kendaraannya akan berkutat pada kendaraan dunia nyata tanpa adanya elemen fantasi. Misalnya saja laser, sinyal untuk mengirim UFO, misil raksasa, hingga petasan luncur.

Sayangnya, serinya tidak dilanjutkan oleh Activision dan masih berdiam diri tanpa adanya kejelasan dan kemungkinan yang pasti.

2. Bully

Jika biasanya Rockstar membuat game tentang kriminal via GTA, maka seri Bully akan mencoba melakukan pendekatan yang berbeda. Gamenya memang telah dapatkan remaster, namun hingga detik ini Rockstar masih belum mengembangkan sekuel, reboot atau yang lain.

Bully ceritakan seorang anak nakal bernama James “Jimmy” Hopkins yang pindah sekolah untuk yang kesekian kalinya di Bullworth. Kenakalannya membuat banyak masalah di sekolahnya dan lahirkan teman maupun musuh baru baginya.

Di sepanjang cerita kamu akan menemukan perubahan karakter Hopkins dari yang kekanakan dan berandalan menjadi lebih baik.

Rockstar telah goda dengan beberapa pertanda akan kehadiran sekuelnya meskipun pada kenyataannya ia hanyalah rumor belaka. Ini mengingat studio bawahan Take-Two tersebut selalu menutup rahasia pengembangan game barunya rapat-rapat.

1. Dino Crisis

Selain Resident Evil yang ceritakan tentang keseraman zombie, Capcom sebenarnya miliki seri lain yang berpotensi menyaingi franchisenya tersebut. Ia adalah Dino Crisis yang akan hadirkan keseraman ala dinosaurus pemakan daging manusia.

Dino Crisis ceritakan seorang doktor yang tak sengaja membuka pintu ke masa lalu dan membawa para dinosaurus ke zaman modern. Klise? Ya, karena gamenya dirilis tahun 1999 silam dan saat itu setting seperti ini cukup populer.

Berbeda dengan Resident Evil, player akan merasakan sensasi “panic horror” di sepanjang serinya. Sayang, iterasi ketiga gagal dan membuat Dino Crisis dikubur dalam-dalam sejak tahun 2003 silam.

Menjualnya mungkin adalah salah satu langkah yang tepat bagi Capcom agar franchisenya tidak mati. Namun melakukan reboot dengan cerita yang lebih baik bisa menjadi opsi untuk Dino Crisis, terlepas dari seri ketiganya yang kacau. Tentu saja dengan teknologi yang sudah modern, mereka bisa memberikan kengerian ala Mortal Kombat atau sejenisnya dengan kesadisan atau jumpscare-panic yang berbeda.

Itulah seri game yang menurut kami atau secara spesifik saya pribadi harus kembali ke pasaran, setidaknya dalam bentuk teknologi modern. Apakah kamu memiliki daftar lain yang harusnya dimasukkan dalam daftar di atas? Seperti biasa kamu bisa cantumin di kolom komentar.

Saat ini website kami menggunakan Disqus untuk memberikan komentar, kamu bisa scroll ke bawah dan masukkan komentarmu. Kamu tak perlu susah-susah menunggu kami sharing artikel ini di Facebook hanya untuk berkomentar.

Ingin membaca artikel seperti ini lagi? Kamu bisa mengunjungi laman G|List kami untuk tahu apa saja yang ada di industri ini yang mungkin belum pernah diceritakan sama sekali melalui berita atau yang lain.

Related Posts

Hak Cipta © 2024 Ngalimpuro. Semua Hak Dilindungi Undang-Undang.