Menumpas Wasit-wasit Nakal

Wasit memiliki peran krusial dalam olahraga. Disebut sebagai pemimpin pertandingan, seorang wasit bertugas sebagai hakim yang menentukan kualitas adilnya sebuah kompetisi. Pentingnya sosok serta kredibilitas seorang wasit membuat setiap keputusannya menjadi sebuah sorotan.
Tidak jarang, wasit membuat keputusan kontroversial. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, keputusan wasit lebih dapat dipertanggungjawabkan. Dalam sepakbola misalnya, teknologi yang dikenal sebagai VAR (Video Assistant Referee) bukan hanya memperkuat keputusan wasit tetapi juga mengubahnya. Meski demikian, keputusan wasit selalu bersifat final.

Menyoal kontroversi yang dilakukan wasit, kejadian terbaru muncul dalam pertandingan Bournemouth vs Chelsea yang dilaksanakan pada Sabtu (14/9) lalu di Stadion Vitality. Kala itu, Wasit Anthony Taylor mengeluarkan 16 kartu kuning untuk masing-masing tim. Oleh karenanya, ia tidak lagi ditugaskan sebagai wasit di Premiere League.

Timnas Indonesia sendiri pernah merasa dirugikan oleh adanya wasit yang diduga ‘nakal’. Hal ini terjadi saat Tim Garuda berlaga melawan Uzbekistan di Piala Asia U-23 2024. Kala itu, pertandingan ini dipimpin oleh wasit Shen Yinhao. Oleh karena beberapa keputusan yang dianggap kontroversial, namanya pun diburu oleh netizen Indonesia di media sosial.

Mengutip detikSport, Indonesia yang saat itu tengah memperebutkan posisi untuk mengamankan diri menuju Piala Dunia 2026 mendatang pun akhirnya menyerah. Netizen saat itu sangat geram atas keputusan Yinhao yang menganulir gol serta pembatalan tendangan bebas bagi Indonesia.

Baru-baru ini terjadi, beberapa wasit yang bertugas di PON 2024 pun menuai banyak sorotan.
Mengutip detikSumbagsel, salah seorang wasit yang memimpin pertandingan cabang olahraga tinju kelas 75-80 kg diberhentikan dari tugasnya. Wasit bernama Royke Wane itu diberhentikan karena keputusan kontroversialnya yang memenangkan petinju tuan rumah Sumut atas petinju asal Lampung pada pertandingan PON 2024.

Terbaru yang menjadi perhatian banyak pihak adalah kredibilitas wasit dalam pertandingan cabang olahraga sepakbola antara Provinsi Aceh melawan Provinsi Sulsel di babak delapan besar. Wasit Eko Agus Sugiharto dinilai memiliki keputusan yang menguntungkan bagi tim tuan rumah (Aceh).

Akibat beberapa keputusan kontroversialnya, salah satu pemain dari Sulsel pun melancarkan pukulan yang membuatnya terkapar di lapangan. Video itu pun ramai dibicarakan di media sosial, berbagai kalangan pun mulai dari pengamat sepakbola hingga warga net memiliki pandangannya sendiri soal kejadian tersebut.

Peristiwa ini membuat PSSI naik pitam. Anggota Exco PSSI Arya Sinulingga mengatakan PSSI langsung mengambil tindakan dengan mengganti wasit PON dengan wasit yang berlaga di Liga 1 dan Liga 2.

“Pak Erick Thohir (Ketum PSSI) sudah meminta pertandingan di semifinal dan final bisa berlangsung fair, dengan mengganti semua wasit dengan wasit dari Liga 1 dan Liga 2 untuk memimpin pertandingan dan final,” kata Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga di forum wartawan seperti yang dilansir oleh detikJabar.

Arya menuturkan kejadian di laga Aceh vs Sulteng dianggap bisa mencoreng wajah sepakbola nasional. Terlebih, PSSI saat ini tengah gencar memperbaiki sepakbola dari sisi prestasi hingga pembinaan. Hasilnya terbukti dari performa Timnas Indonesia dalam semua kategori dalam beberapa bulan terakhir.

PSSI pun akan melakukan investigasi atas keputusan kontroversi wasit. Termasuk aksi pemain memukul wasit. Sanksi tegas akan diberikan, Ketua PSSI, Erick Thohir pun sudah membentuk tim investigasi khusus untuk mengatasi kejadian ini.

Pelatih tim sepakbola Sulawesi Tengah (Sulteng) Zulkifli Syukur, menyampaikan permintaan maaf usai anak asuhnya menghajar wasit di pertandingan kemarin. Ia berharap agar peristiwa ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak.

“Saya mewakili tim Sulteng meminta maaf atas perlakukan pemain saya, cukuplah saya yang disalahkan atas kejadian tersebut. Semoga ini menjadi pelajaran buat kita semua terutama insan sepakbola yang menginginkan perubahan di sepakbola Indonesia,” ujar Zulkifli Syukur dalam keterangannya, dilansir dari detikSulsel Minggu, (15/9/2024).

Lebih jauh, mantan kapten PSM dan Timnas Indonesia itu menyebut sepakbola bukan hanya soal menang dan kalah. Tetapi menurutnya juga mesti menjunjung nilai sportivitas.

“Permainan sepakbola bukan hanya tentang kalah dan menang melainkan ada nilai-nilai sportivitas yang harus kita junjung bersama. Niat saya hanya satu, ingin menjadi bagian dalam pengembangan pesepakbola muda kita yang ada di Indonesia, kasihan kalau mental mereka kita rusak hanya karena sebuah kepentingan,” tuturnya.

Lalu bagaimana agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi di Indonesia? Benarkah wasit adalah satu-satunya pihak yang patut disalahkan? Ikuti diskusinya bersama Redaktur detikSport dalam Editorial Review.

Sementara itu untuk melihat kemeriahan Bali International Airshow hari ini, detikSore akan bergabung dengan detikBali untuk mengetahui lebih dalam situasi yang terjadi saat ini. Lalu untuk menutup detikSore hari ini, Sunsetalk akan menghadirkan Chief Digital Officer InvestasiKu untuk mengulas lebih dalam soal peran AI dalam dunia investasi.

Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat detikcom dalam sehari yang disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan ketinggalan untuk mengikuti analisis pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia.

“Detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!”

(far/far)

Related Posts

Hak Cipta © 2024 Ngalimpuro. Semua Hak Dilindungi Undang-Undang.